Sejumlah Tokoh dan Aktivis Deklrasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)

Uncategorized92 Dilihat

Suara Oposisi – Sejumlah tokoh yang mengatasnamakan perwakilan masyarakat peduli masa depan negara dan bangsa mendeklarasikan berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), di Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (2/8/2020) siang.

Para tokoh dan aktivis yang hadir dalam acara itu antara lain Din Syamsudin, Abdullah Hehamahua, Rocky Gerung, MS Ka’ban, M Said Didu, Refly Harun, Syahganda Nainggolan, Prof Anthony Kurniawan, Rohmat Wahab, Ahmad Yani, Adhie M Massardi, Moh Jumhur Hidayat, Ichsanudin Noorsy, Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Edwin Sukowati, Joko Abdurrahman, Habib Muhsin Al Atas, Tamsil Linrung, Eko Suryo Santjojo, Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.

Din Syamsuddin dalam sambutannya mengatakan, kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Untuk itu perlu gerakan menyelamatkan Indonesia, yang berarti menyelamatkan jutaan keluarga karena kepala keluarganya kini tidak bisa lagi bekerja karena kena PHK.

“Menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan dari oligarkhi, kleptokrasi, korupsi, dan politik dinasti,” kata Din dalam acara tersebut, Minggu (2/8/2020).

Din menilai, gerakan menyelamatkan Indonesia adalah gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang harus dilakukan setiap umat. Sebab, perjuangan menyelamatkan berat karena lingkaran setan yang membuat tidak tahu dari mana memulainya.

“Koalisi aksi menyelamatkan Indonesia pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu, kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia,” katanya.

“Insya Allah gerakan moral rakyat Indonesia ini akan berlangsung dan saya selalu mengatakan perjuangan kita tidak ada titik kembali,” tambahnya.

Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan, pertemuan ini untuk mengadu gagasan dalam upaya mengatasi masalah bangsa. Menurut dia, forum ini bertujuan untuk menyelamatkan Indonesia.

Sementara itu, mantan Sekretaris BUMN Said Didu mengajak para birokrat pemerintah, profesional, dan akademisi untuk bergabung bersama-sama menyelamatkan Indonesia. “Mari jadi pengawal kebenaran untuk masa depan bangsa. Jangan jadi pengkhianat kebenaran,” tuturnya.

Mengenai ketidakhadiran sejumlah tokoh dalam acara itu, Din Syamsudin menjelaskan bahwa Gatot Nurmantyo, Rahmawati Soekarnoputri, Rizal Ramli, dan Kwik Kian Gie telah menghubunginya melalui telepon. “Mereka mendukung KAMI tetapi hari ini tidak bisa hadir karena ada halangan,” ujar Din.

Analis Politik asal Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganggap munculnya gerakan atau koalisi semacam ini merupakan imbas dari tumpulnya barisan oposisi termasuk partai politik oposisi yang tak bisa diharapkan di Senayan.

“Selain karena kekuatan politik di parlemen minoritas, partai oposisi juga tumpul kalau sudah berhadap-hadapan dengan kepentingan dan jabatan,” kata Ujang saat dihubungi SuaraOposisi, Senin (3/8/2020).

Ujang menyatakan, tumpulnya partai oposisi terlihat pada saat mereka membahas dan menyetujui pimpinan MPR ditambah. Hal yang sama juga tampak ketika revisi Undang-Undang KPK disepakati, serta banyak kesepakatan produk undang-undang lain yang dinilai kurang mengakomodasi aspirasi sebagian besar masyarakat.

Menurut Ujang, akibat tumpul dan matinya kekuatan partai oposisi, maka wajar jika para tokoh masyarakat berpikir dan bergerak membentuk organisasi koalisi Selamatkan Indonesia. 

Dan, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini, dalam negara demokrasi sah-sah saja munculnya koalisi oposisi sebagai bagian dari gerakan moral untuk menyelamatkan bangsa ini. 

“Bangsa ini hampir oleng. Jadi perlu penyelamatan, dan hak rakyat untuk bisa menyalamatkan bangsanya,” pungkasnya.

Menurut Din, menyelamatkan Indonesia adalah gerakan amar ma’ruf nahi munkar. “Koalisi aksi menyelamatkan Indonesia pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu, kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia,” katanya.