Negara Jangan Lalai, Mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari Tewas Ditembak, Pelaku Belum Diusut Tuntas

Uncategorized224 Dilihat

Sudah satu tahun kasus penembakan yang menyebabkan mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) Kendari terbunuh pada aksi unjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang Kontroversi (RUU Kontroversi) terjadi.

Negara dianggap lalai, dan tak kunjung mengusut tuntas pembunuhan  yang diduga dilakukan oknum aparat, pada peristiwa yang terjadi pada Kamis, 26 September 2019 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.

Salah satunya menimpa Muhammad Yusuf Kardawi (19 tahun) atau yang kerap dipanggil Yusuf. Mahasiswa Jurusan Teknik Universitas Haluoleo (UHO) Kendari ini meninggal dunia, pada saat mengikuti aksi demonstrasi itu.

Endang, Ibu Yusuf, menyampaikan anaknya tewas bukan karena dianiaya, tetapi karena ditembak.

“Saya yakin anak saya ditembak. Karena saya tahu, anak saya Yusuf adalah anak yang kuat. Tidak mungkin dianiaya tanpa melawan,” ungkap Endang kepada wartawan Minggu (30/08/2020).

Untuk mengusut kematian Yusuf, Endang dan keluarganya juga sudah berkali-kali mendatangi Polda Sultra, menayakan perihal kematian Yusuf.

Endang mengatakan, sejak pertama kematian putranya, dia sudah meminta pihak berwajib untuk mengusut tuntas kematian Yusuf.

“Sudah 3 kali kami menemui Bapak Kapolda Sultra, namun sampai saat ini belum ada titik terang dalam kasus ini. Saya terus meminta kepada pihak berwajib agar mengusut tuntas kasus ini. Kami orangtuanya selalu berupaya agar Yusuf mendapat keadilan. Namun Bapak Kapolda Sultra menjawab bahwa kasus ini masih dalam proses. Serta tidak mudah bagi mereka untuk menetapkan tersangka. Alasannya tidak ada bukti, dan kurangnya saksi dari pihak mahasiswa yang melihat kejadian,” beber Endang.

Bahkan, lanjutnya, keluarga juga sudah berupaya meminta rekam medic, tapi pihak Rumah Sakit Bahteramas tidak memberikannya.

“Ibu sudah berupaya untuk mengetahui kematian Yusuf lewat rekam medic di Rumah Sakit Bahteramas. Tapi pihak Rumah Sakit tidak memberikan, alasan mereka mau memberikan hasil rekam medic itu hanya untuk keperluan penyidikan. Lagi-lagi Ibu harus kecewa dan harus sabar,” jelasnya.

Hingga kini, lanjut Endang, pihak Rumah Sakit maupun Kepolisian belum menjelaskan penyebab kematian Yusuf.

“Bagi mereka, anak kami belum terbukti serta belum ada kejelasan apakah Yusuf tertembak atau kena benda tumpul atau dianiaya. Belum ada kejelasan dari pihak mereka,” ujarnya.

Endang mengeluhkan kinerja Negara. Menurutnya, kesannya Negara tidak bertanggung jawab atas kematian anaknya.

“Harusnya negara bertanggung jawab atas kematian anak kami. Dengan memberikan keadilan buat Yusuf dan memastikan masa depan adik-adik Yusuf. Setidaknya menjamin pendidikan adik-adiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap kematian Yusuf, yang mati karena bersuara untuk kepentingan rakyat,” pungkas Endang.(JTM)