KSBSI Dorong Pembumian Gerakan Koperasi Buruh

Ekonomi130 Dilihat

Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mendorong agar buruh membumikan Gerakan Koperasi di Indonesia.

Selama ini, menurut Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (Sekjen KSBSI) Dedi Hardianto, buruh dikenal hanya jago mengorganisir massa dan berunjuk rasa. Kini, buruh harus menunjukkan dirinya mau dan mampu membumikan koperasi.

Hal itu ditegaskan Dedi Hardianto saat dirinya didapuk menjadi Ketua Koperasi KSBSI, di Kantor KSBSI, Cipinang Muara, Jakarta Timur, Senin 7 September 2020. Dedi Hardianto mengatakan, buruh juga harus bisa melakukan gerakan yang mandiri dalam perekonomian, tanpa ketergantungan dengan pihak-pihak asing.

“KSBSI semakin menyadari, kekuatan serikat  buruh tidak hanya melakukan aksi demo dan mengorganisir massa. Namun serikat buruh juga harus bisa menjadi gerakan yang mandiri dalam perekonomian tanpa ada ketergantungan dari pihak mana pun,” ujar Dedi Hardianto.

Dedi menjelaskan, untuk menjawab tantangan sebagai organisasi yang mandiri dalam perekonomian di era industri 4.0, beberapa waktu lalu KSBSI mengadakan rapat umum pemilihan Ketua Koperasi.

Dalam pemilihan itu, Dedi Hardianto dipercaya menjadi Ketua. Dan semua federasi yang berafiliasi dengan KSBSI berharap agar dirinya bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Koperasi KSBSI.

Dedi Hardianto berjanji akan berusaha membawa peradigma baru di KSBSI. Sebab selama ini masyarakat hanya memandang gerakan buruh hanya melakukan aksi gerakan demo dan advokasi buruh yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) saja.

“Nah, sekarang ini kami juga sedang membangun paradigma baru ditengah masyarakat, dengan membangun gerakan koperasi. Jadi tidak hanya gerakan kekuatan massa dan demo saja,” tuturnya, Kamis (10/09/2020).

Dedi melanjutkan, gerakan koperasi sebenarnya sangat berpotensi membangun kekuatan perekonomian Indonesia. Terlebih lagi, warisan pemikiran ‘Bung Hatta’ sebagai Bapak Pendiri Bangsa dan Koperasi Indonesia masih minim diaktualisasikan sampai hari ini.

“Sangat sedih kalau negara kita ini sudah diwarisi ilmu pengetahuan koperasi oleh Bung Hatta, tapi generasinya masih menyia-nyiakan. Padahal, kunci kebangkitan ekonomi Indonesia adalah semangat gotong-royong berdasarkan nilai Pancasila, bukan ekonomi liberal,” ujar pria yang juga pendiri Koperasi Pekerja Buruh Indonesia (KOPBI) ini.

Untuk itu, Dedi bersama Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DEN-KSBSI), memutuskan membangkitkan Gerakan Koperasi di kalangan buruh.

Dia menceritakan, saat ini dirinya sedang sibuk melakukan penyusunan dan perubahan inti struktur Pengurus Pusat.

“Nanti kalau struktur kepengurusan sudah selesai, KSBSI akan melakukan rapat besar dengan pengurus federasi dan anggota. Untuk menentukan format gerakan koperasi 2 dan 5 tahun mendatang,” ungkapnya.

Selain melakukan konsolidasi, Dedi juga menyampaikan Koperasi KSBSI nantinya juga akan membangun mitra untuk mengembangkan organisasi.

Sebenarnya, lanjutnya, KSBSI sudah hampir 2 tahun ini melakukan komunikasi. Baik berkomunikasi dengan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri yang kemudian digantikan Ida Fauziyah, dalam rangka agenda mewujudkan Gerakan Koperasi Buruh.

Termasuk upaya membangun mitra dengan Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo juga sudah dilakukan. Namun apa daya proses komunikasi yang sudah dibangun, tahun ini agak terkendala.

“Karena pandemi Covid-19, membuat kami jadi sulit bertemu dengan birokrasi secara langsung untuk merealisasikan agenda koperasi,” jelasnya.

Namun kendala ini tidak membuatnya patah semangat. Dedi mengatakan, di tengah dampak virus Corona yang menyebabkan krisis perekonomian dan banyak buruh ter-PHK, KSBSI harus bisa menjawab tantangan berat ini.

Dedi optimis, KSBSI yang mengedepankan semangat gotong royong gerakan koperasi, akan bisa meringankan beban perekonomian negara serta buruh yang kehilangan pekerjaan.

“Kekuatan gerakan koperasi itu sudah teruji sebagai gerakan perekonomian rakyat. Sebab saat krisis moneter tahun 1998, banyak usaha perbankan yang hancur, tapi kekuatan koperasi dan UMKM tetap bertahan. Jadi saya optimis walau Indonesia sekarang sedang terancam resesi ekonomi, kita mampu melewatinya dengan kekuatan koperasi,” sebutnya.

Selain itu strategi koperasi yang akan dilaksanakan nanti akan dimulai dari hal-hal terkecil dahulu untuk pengurus dan anggota. Dalam bentuk unit simpan pinjam anggota, pengadaan sembako.

Nah, kalau Koperasi KSBSI semakin membesar, dia mengatakan pihaknya akan melebarkan sayap usaha. Seperti usaha ritel (minimarket), kredit murah perumahan buruh yang bekerja sama dengan pemerintah dan usaha lainnya.

Intinya, Dedi menyampaikan serikat buruh sangat berpotensi dalam gerakan koperasi, selama semua struktur pengurus bersikap profesional dan transparan.

Begitu juga anggota juga harus disiplin membayar iuran. Untuk membangun kesadaran berkoperasi, KSBSI pun sudah merencanakan akan membuat pelatihan koperasi sampai tingkat cabang, bekerja sama dengan pihak terkait.

Jadi, tambahnya, cita-cita KSBSI kedepannya tidak lagi hanya dikenal memiliki kekuatan massa yang terdidik. Tapi juga harus bangkit membumikan gerakan koperasi di kalangan buruh.

“Sebab Negara Skandinavia yang dikenal berhasil menjadi negara paling sejahtera, tidak jauh dari gerakan koperasi yang dilakukan serikat buruhnya,” pungkas Dedi Hardianto.(RGR)