Sepak terjang sejumlah ormas telah mengganggu proses pemulihan perekonomian nasional, khususnya di sektor nelayan.
Nelayan Indonesia mengalami keterpurukan, karena hasil tangkapan mereka tidak laku. Dikarenakan para pembeli ketakutan dengan adanya ormas-ormas yang merusak keamanan dan ketertiban di dalam Negeri.
Karena itu, nelayan meminta dan mendukung Aparat, khususnya Polri dan TNI untuk menindaktegas ormas yang telah menyebabkan kecemasan dan ketakutan itu.
Hal itu ditegaskan Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Siswaryudi Heru kepada wartawan, di Jakarta, Senin (14/12/2020).
“Nelayan mendukung Polri dan TNI dalam penertiban ormas yang membuat suasana ketidaknyamanan sebahagian masyarakat. Yang mana Nelayan ikut terdampak. Ya itu orang jadi takut membeli langsung ikan dan hasil laut di daerah nelayan,” ungkap Siswaryudi Heru.
Siswaryudi Heru yang juga Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Pengurus Pusat Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) ini mengatakan, nelayan Indonesia mendukung program-program pemulihan perekonomian yang sedang dilakukan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Ma’aruf Amin.
Menurutnya, saat ini bukanlah waktunya ribut atas hal-hal yang malah mengganggu proses pemulihan kondisi Indonesia yang terpuruk akibat serangan mematikan dari pandemi virus corona atau Covid-19.
Oleh karena itu, Siswaryudi Heru yang juga Wakil Ketua Komite Tetap (Wakomtap) Hubungan Antar Lembaga Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk memastikan berjalannya kebijakan dan program-program yang sangat berguna bagi nelayan Indonesia. Khususnya, dalam upaya me-recovery kondisi perekonomian yang mendera.
“Nelayan tetap mendukung Presiden Jokowi sampai beliau selesai pada tahun 2024 mendatang. Saatnya kita terus bergandengan tangan untuk mengatasi persoalan-persoalan berat yang sedang kita hadapi, khususnya persoalan-persoalan yang dihadapi nelayan,” tandas Siswaryudi Heru.
Terkait ormas yang dianggap menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan ketertiban itu, Polda Metro Jaya menegaskan status Rizieq Shihab yang merupakan pimpinan Ormas Front Pembela Islam (FPI) telah ditangkap.
“Sudah. Tadi sudah diberikan surat perintah penangkapan kepada yang bersangkutan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi wartawan, Sabtu (12/12/2020).
Yusri juga menegaskan Rizieq Shihab bukan datang memenuhi panggilan, melainkan menyerahkan diri. Sebab, menurutnya, surat panggilan sudah dilayangkan sebelum Habib Rizieq berstatus tersangka.
“Kan tadi sudah saya sampaikan bahwa tidak ada pemanggilan, tetapi MRS menyerahkan diri,” ujarnya.
Yusri mengatakan, pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) ini dites swab antigen sebelum diperiksa. Setelah hasil pemeriksaan swab antigen menyatakan Habib Rizieq nonreaktif, dia ditangkap.
“Tadi di-swab dulu, kemudian setelah di-swab, kita berikan surat perintah penangkapan dan sekarang sedang diperiksa sebagai tersangka,” jelas Yusri.
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tiba di Polda Metro Jaya pagi tadi. Habib Rizieq mengaku siap menjalani pemeriksaan.
“Saya bisa hadir di Polda Metro Jaya untuk mengikuti pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Habib Rizieq saat tiba di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (12/12/2020).
Tidak ada persiapan yang dilakukan Rizieq Shihab untuk pemeriksaan ini. Dia mengaku akan menjawab semua pertanyaan penyidik.
“Persiapan tidak ada, kita jawab, kita selesaikan. Saya alhamdulillah selalu sehat walafiat,” ucapnya.
Rizieq Shihab enggan menanggapi soal kemungkinan dirinya akan ditahan seusai pemeriksaan. Namun dia mengaku siap menjalani pemeriksaan soal kerumunan. “Yang penting saya sekarang ada pemeriksaan terkait kerumunan,” ujarnya.(RGR)