Kapolri Listyo Sigit Didesak Minta Maaf Kepada Orang Batak

Tak Perlu Diapresiasi Berlebihan, Memang Itu Sudah Tugas Kapolri

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo diminta segera meminta maaf kepada Orang Batak dan Bangso Batak.

Alasannya, sebagai Kapolri yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap Putra Batak yang merupakan ajudan dari bekas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, yakni Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat, semakin berlarut-larut dan kian penuh drama yang sarat skenario gelap.

Jurubicara Jaringan Aktivis Batak Indonesia (JABI), Jhon Roy P Siregar, menyampaikan, sangat menjengkelkan melihat sikap sejumlah pihak yang mendadak bagai koor gabungan menyatakan apresiasi terhadap Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo setelah menetapkan bekas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai Tersangka dalam kasus pembunuhan salah seorang putra Batak, Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat.

“Justru, Kapolri Listyo Sigit harus meminta maaf kepada Keluarga Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat dan kepada seluruh Orang Batak, seluruh Bangso Batak, karena ternyata Kapolri membiarkan prajurit polisi berdarah Batak yakni Brigadir Yosua Hutabarat dibunuh secara sadis oleh Jenderal Ferdy Sambo dan kawan-kawannya, dan malah membiarkan pengusutan kasus itu berlarut-larut,” tutur Jhon Roy P Siregar, dalam siaran pers, Kamis (11/08/2022).

Kemudian, lanjut Siregar, hampir seluruh elemen Bangso Batak, merasa tersinggung dengan ulah penegakan hukum yang sarat dengan skenario gelap yang dilakukan Polri terhadap kematian Brigadir Yosua Hutabarat.

Lagi pula, lanjutnya lagi, sudah menjadi tugas dan kewajiban Kapolri untuk mengusut tuntas, dan menbongkar semua kejahatan di institusinya, termasuk kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.

Jhon Roy P Siregar melihat, sampai kini, proses pengusutan kasus pembunuhan berencana yang sangat sadis dan brutal terhadap salah seorang putra Batak yang jadi Abdi Negara, Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat, masih sarat dengan dugaan permainan dan skenario-skenario terselubung.

“Tak perlu mengapresiasi Kapolri berlebihan. Memang itu sudah tugas dan kewajibannya sebagai Aparat Penegak Hukum kok. Terlalu lebay aja orang-orang bayaran Polisi menyampaikan apresiasi-apresiasi berlebihan di media-media, padahal kasusnya sendiri belum selesai diusut tuntas,” tegas Siregar.

Jika tak kunjung membongkar tuntas skenario jahat yang menimpa salah seorang putra Batak, Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat, maka Siregar, mengajak seluruh Orang Batak untuk menggeruduk dan menduduki Mabes Polri.

“Kapolri harus minta maaf kepada Orang Batak. Dan Kapolri harus memastikan mengusut tuntas tragedi kemanusiaan berupa pembunuhan sadis terhadap putra Batak Brigadir Yosua Nofriansyah Hutabarat,” tandas Siregar.***