Kegiatan Mencurigakan Di Rapat Kapolri Dengan Komisi 3 DPR, Penjagaan Gedung DPR Sangat Ketat, Tampak Orang-Orang Tak Dikenal Membawa Tas-Tas Gede, Lalu Lalang Turun Naik Ke Arah Ruangan Pimpinan Komisi

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Kapolri Dengan Komisi 3 DPR Tentang Kasus Pembunuhan Brigadir J Oleh Eks Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo dan Komplotannya

Salah seorang Jurnalis, yang juga aktivis, yang dikenal dengan nama Abah U’u ingin meliput dan menyaksikan Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo beserta rombongannya dengan Komisi 3 DPR RI, yang dilaksanakan di Gedung Parlemen Senayan, pada Rabu (24/08/2022).

Perlakuan tidak menyenangkan dialami Abah U’u dan sekitar 10 orang kawannya yang tiba di Gedung DPR itu.

Tampak penjagaan sangat ketat dan sangat berlebihan dilakukan oleh Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR bersama puluhan anggota Polisi berseragam dan berpakaian biasa, yang disebar di sekitar Gedung MPR/DPR.

“Saya dilarang dan dihalang-halangi untuk meliput RDP Kapolri dengan Komisi 3 DPR. Bersama sekitar 10 orang teman saya, kami dilarang memasuki Gedung DPR,” ungkap Abah U’u yang semakin curiga dengan banyaknya orang tak dikenal berseliweran di sekitar Gedung DPR, pada Rabu (24/08/2022).

Sambil menjelaskan identitas dan maksud serta tujuannya untuk meliput RDP Kapolri dengan Komisi 3 DPR, Abah U’u juga berupaya merekam situasi dan kondisi di sekitar lokasi RDP.

“Saya enggak boleh masuk, dan enggak sempat fotokan dan videokan. Mau foto udah dipepet petugas duluan. Mana sempat foto-foto kalau lagi ngamuk. Saya aja masuk tadi ribut dulu di pendaftaran, karena saya juga mengatakan saya dari KP3 dan TAMPAK (Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan). Mereka sengaja menahan saya agar tidak masuk. Kalau enggak ribut teriak-teriak, mana bisa saya masuk,” terangnya lagi.

Yang pasti, dia menerangkan, banyak sekali orang yang lalu lalang di sekitar Gedung DPR, dengan gerakan-gerakan mencurigakan.

“Banyak sekali orang lalu lalang, yang tidak dikenal, yang membawa tas-tas gede, turun naik lewat lift ke arah ruangan Pimpinan Komisi 3 DPR. Mereka boleh bebas lalu lalang terburu-buru dan turun naik lift. Sementara kami diusir-usir dan dilarang meliput,” beber Abah U’u kesal.

Abah U’u tak mengetahui siapa saja mereka yang lalu lalang dan membawa tas-tas besar di sekitar lokasi RDP itu.

Sebab, ketika Abah U’u mencoba bertanya kepada salah seorang Petugas Keamanan Dalam DPR (Kamdal DPR) yang berada di lokasi, Abah U’u dan kawan-kawannya malah dihardik dan diusir-usir untuk keluar dari Gedung DPR.

Menurutnya, orang-orang yang berseliweran dengan membawa tas-tas gede ke arah Ruangan Pimpinan Komisi 3 DPR di lantai atas lewat lift itu, sangat mencurigakan.

“Pastinya, ada apa-apa dengan orang-orang itu,” imbuhnya.

Karena itulah, menurut Abah U’u, hasil dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bersama rombongannya dengan Komisi 3 DPR RI itu disinyalir tidak akan menghasilkan penegakan hukum yang sebenar-benarnya.

Malah, ditambahkan dia, sejumlah pihak yang sudah menyuarakan pembersihan institusi Polri, akan diredam dan tak diengkos.

“Sepertinya saya kurang yakin kalau rekan Ketua Indonesia Police Watch atau IPW, Saudara Sugeng Teguh Santoso ada kelanjutannya dengan memanggil selanjutnya. Karena dari tadi, bolak-balik tas-tas besar turun naik lift ke atas. Pasti ada sesuatu,” ujar Abah U’u.

Memang, lanjut salah seorang kawannya Abah U’u menambahkan, jika ada RDP mengenai kasus yang sensitif dan menarik perhatian publik, apalagi dengan Kepolisian, biasanya ada saja orang-orang yang diperintahkan untuk melakukan “pengamanan” kepada para anggota DPR.

Pengamanan yang dimaksud ya bermacam-macam. Sudah bukan rahasia umum, kalau RDP dengan Kapolri selalu ada semacam sogok atau imbalan kepada para anggota DPR, agar tidak diserang Kapolrinya di dalam rapat,” ucap pria berpeci yang tak mau disebutkan namanya itu.***